jual| garnet sand pasir garnet, pasir kuarsa untuk sandblasting atau water jet
Sebuah pemotong jet air, juga dikenal sebagai jet air atau waterjet, adalah alat industri yang mampu memotong berbagai macam bahan menggunakan jet tekanan tinggi sangat air, atau campuran air dan zat abrasif. The abrasivejet merujuk secara khusus untuk penggunaan campuran air dan abrasive untuk memotong bahan keras seperti logam atau granit, sedangkan istilah waterjet murni dan air hanya memotong mengacu waterjet pemotongan tanpa menggunakan abrasive menambahkan, sering digunakan untuk lembut bahan seperti kayu atau karet.
Waterjet pemotongan sering digunakan selama pembuatan bagian-bagian mesin. Ini adalah metode yang disukai ketika bahan dipotong sensitif terhadap suhu tinggi yang dihasilkan oleh metode lain. Waterjet pemotongan digunakan dalam berbagai industri, termasuk pertambangan dan kedirgantaraan, untuk memotong, membentuk, dan reaming.
Sementara menggunakan air bertekanan tinggi untuk erosi tanggal kembali sejauh pertengahan 1800-an dengan pertambangan hidrolik, tidak sampai tahun 1930-an yang sempit jet air mulai muncul sebagai alat potong industri. Pada tahun 1933, Paten Kertas Perusahaan di Wisconsin mengembangkan metering kertas, memotong, dan terguncang mesin yang digunakan nozzle waterjet diagonal bergerak untuk memotong lembaran horizontal bergerak kertas terus menerus. ini aplikasi awal adalah pada tekanan rendah dan terbatas bahan lembut seperti kertas.
Teknologi waterjet berkembang di era pasca-perang sebagai peneliti di seluruh dunia mencari metode baru dari sistem pemotongan efisien. Pada tahun 1956, Carl Johnson dari Durox Internasional di Luxembourg mengembangkan metode untuk memotong bentuk plastik menggunakan aliran tipis tekanan tinggi waterjet, tetapi bahan-bahan, seperti kertas, yang bahan lembut. Pada tahun 1958, Billie Schwacha dari Amerika Utara Aviation dikembangkan sistem menggunakan cairan ultra-tinggi-tekanan untuk memotong bahan keras.
Sistem ini menggunakan 100.000 psi (690 MPa) pompa untuk memberikan cairan jet hipersonik yang bisa memotong paduan kekuatan tinggi seperti PH15-7-MO stainless steel. Digunakan sebagai laminasi sarang lebah di Mach 3 Amerika Utara XB-70 Valkyrie, metode pemotongan ini mengakibatkan delaminating dengan kecepatan tinggi, membutuhkan perubahan pada proses manufaktur.
Meskipun tidak efektif untuk XB-70 proyek, konsep itu sah dan penelitian lebih lanjut terus berkembang waterjet pemotongan. Pada tahun 1962, Philip Rice Union Carbide dieksplorasi menggunakan waterjet berdenyut sampai dengan 50.000 psi (345 MPa) untuk memotong logam, batu, dan bahan-bahan lainnya. Penelitian oleh SJ Leach dan GL Walker di pertengahan 1960-an memperluas tradisional pemotongan waterjet batubara untuk menentukan nozzle bentuk ideal untuk tekanan tinggi waterjet pemotongan batu, dan Norman Franz pada akhir tahun 1960 difokuskan pada waterjet pemotongan bahan lembut dengan melarutkan rantai panjang polimer dalam air untuk meningkatkan kekompakan aliran jet. Pada awal 1970-an, keinginan untuk meningkatkan daya tahan nosel waterjet dipimpin Ray Chadwick, Michael Kurko, dan Joseph Corriveau dari Bendix Corporation untuk datang dengan ide menggunakan corundum crystal untuk membentuk lubang waterjet, sementara Norman Franz memperluas dan menciptakan nozzle waterjet dengan orifice sekecil 0,002 inci (0,05 mm) yang dioperasikan pada tekanan sampai 70.000 psi (483 MPa). John Olsen, bersama dengan George Hurlburt dan Louis Kapcsandy Research Arus (kemudian Arus Industri), lebih ditingkatkan potensi komersial dari waterjet dengan menunjukkan bahwa mengobati air terlebih dahulu bisa meningkatkan kehidupan operasional nosel.
Waterjet pemotongan sering digunakan selama pembuatan bagian-bagian mesin. Ini adalah metode yang disukai ketika bahan dipotong sensitif terhadap suhu tinggi yang dihasilkan oleh metode lain. Waterjet pemotongan digunakan dalam berbagai industri, termasuk pertambangan dan kedirgantaraan, untuk memotong, membentuk, dan reaming.
Sementara menggunakan air bertekanan tinggi untuk erosi tanggal kembali sejauh pertengahan 1800-an dengan pertambangan hidrolik, tidak sampai tahun 1930-an yang sempit jet air mulai muncul sebagai alat potong industri. Pada tahun 1933, Paten Kertas Perusahaan di Wisconsin mengembangkan metering kertas, memotong, dan terguncang mesin yang digunakan nozzle waterjet diagonal bergerak untuk memotong lembaran horizontal bergerak kertas terus menerus. ini aplikasi awal adalah pada tekanan rendah dan terbatas bahan lembut seperti kertas.
Teknologi waterjet berkembang di era pasca-perang sebagai peneliti di seluruh dunia mencari metode baru dari sistem pemotongan efisien. Pada tahun 1956, Carl Johnson dari Durox Internasional di Luxembourg mengembangkan metode untuk memotong bentuk plastik menggunakan aliran tipis tekanan tinggi waterjet, tetapi bahan-bahan, seperti kertas, yang bahan lembut. Pada tahun 1958, Billie Schwacha dari Amerika Utara Aviation dikembangkan sistem menggunakan cairan ultra-tinggi-tekanan untuk memotong bahan keras.
Sistem ini menggunakan 100.000 psi (690 MPa) pompa untuk memberikan cairan jet hipersonik yang bisa memotong paduan kekuatan tinggi seperti PH15-7-MO stainless steel. Digunakan sebagai laminasi sarang lebah di Mach 3 Amerika Utara XB-70 Valkyrie, metode pemotongan ini mengakibatkan delaminating dengan kecepatan tinggi, membutuhkan perubahan pada proses manufaktur.
Meskipun tidak efektif untuk XB-70 proyek, konsep itu sah dan penelitian lebih lanjut terus berkembang waterjet pemotongan. Pada tahun 1962, Philip Rice Union Carbide dieksplorasi menggunakan waterjet berdenyut sampai dengan 50.000 psi (345 MPa) untuk memotong logam, batu, dan bahan-bahan lainnya. Penelitian oleh SJ Leach dan GL Walker di pertengahan 1960-an memperluas tradisional pemotongan waterjet batubara untuk menentukan nozzle bentuk ideal untuk tekanan tinggi waterjet pemotongan batu, dan Norman Franz pada akhir tahun 1960 difokuskan pada waterjet pemotongan bahan lembut dengan melarutkan rantai panjang polimer dalam air untuk meningkatkan kekompakan aliran jet. Pada awal 1970-an, keinginan untuk meningkatkan daya tahan nosel waterjet dipimpin Ray Chadwick, Michael Kurko, dan Joseph Corriveau dari Bendix Corporation untuk datang dengan ide menggunakan corundum crystal untuk membentuk lubang waterjet, sementara Norman Franz memperluas dan menciptakan nozzle waterjet dengan orifice sekecil 0,002 inci (0,05 mm) yang dioperasikan pada tekanan sampai 70.000 psi (483 MPa). John Olsen, bersama dengan George Hurlburt dan Louis Kapcsandy Research Arus (kemudian Arus Industri), lebih ditingkatkan potensi komersial dari waterjet dengan menunjukkan bahwa mengobati air terlebih dahulu bisa meningkatkan kehidupan operasional nosel.
kami jual pasir silika/pasir kuarsa/pasir kwarsa, jual pasir garnet/garnet sand untuk keperluan sandblasting atau water jet.
call 081809064845 / 081322599149 / 0821 40002080
Hi. I’m Designer of Blog Magic. I’m CEO/Founder of ThemeXpose. I’m Creative Art Director, Web Designer, UI/UX Designer, Interaction Designer, Industrial Designer, Web Developer, Business Enthusiast, StartUp Enthusiast, Speaker, Writer and Photographer. Inspired to make things looks better.
0 komentar:
Posting Komentar